Pernahkah kamu atau pasangan tiba-tiba menangis atau merasa sedih setelah berhubungan seks—padahal momen intim itu terasa menyenangkan dan tanpa masalah? Kalau iya, kamu mungkin sedang mengalami Post-Coital Dysphoria (PCD), kondisi emosional yang cukup sering terjadi namun masih jarang dibicarakan secara terbuka.

Apa Itu Post-Coital Dysphoria?

Post-Coital Dysphoria (PCD) adalah kondisi di mana seseorang merasa sedih, cemas, hampa, mudah marah, atau bahkan menangis, sesaat atau beberapa waktu setelah berhubungan seksual—baik dengan maupun tanpa orgasme.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Schweitzer dkk. (2015) menemukan bahwa sekitar 46% perempuan pernah mengalami gejala PCD setidaknya sekali seumur hidup, dan sekitar 5% mengalaminya dalam empat minggu terakhir.

Kenapa Kok Bisa Nangis Setelah Seks?

PCD bisa disebabkan oleh berbagai faktor—baik fisik maupun emosional. Beberapa pemicunya antara lain:

  1. Perubahan hormon
    Setelah orgasme, tubuh mengalami penurunan hormon seperti dopamin dan oksitosin, yang bisa memicu perubahan mood secara drastis.

  2. Pengalaman traumatis di masa lalu
    Dalam sebuah penelitian kualitatif oleh Liberacka-Dwojak dkk. (2021), perempuan yang mengalami PCD mengaku perasaan sedih muncul dari pengalaman pribadi, beban emosional, atau trauma yang belum selesai diproses secara sadar.

  3. Konflik batin atau rasa bersalah
    Kadang rasa bersalah bisa muncul setelah seks, terutama bila ada benturan dengan nilai pribadi atau kepercayaan tertentu.

  4. Koneksi emosional yang intens
    Seks bisa membuka kerentanan emosional, dan itu kadang membuat emosi terluap secara tak terduga—termasuk lewat tangisan.

Apakah Hanya Perempuan yang Bisa Mengalaminya?

Ternyata tidak. Dalam studi oleh Journal of Sex & Marital Therapy, ditemukan bahwa sekitar 41% pria juga pernah mengalami PCD setidaknya sekali, dan 20% mengalaminya dalam sebulan terakhir. Sayangnya, karena stigma terhadap ekspresi emosi pada laki-laki, banyak pria tidak menyadari atau mengekspresikan hal ini secara terbuka.

Normalkah PCD?

PCD adalah reaksi yang valid dan cukup umum. Dalam laporan kasus yang dipublikasikan di jurnal medis Cureus (2022), bahkan seorang pria berusia 24 tahun mengalami PCD selama 6 bulan berturut-turut tanpa memahami penyebabnya secara langsung (Sachdeva et al., Cureus, 2022).

Tips Menghadapi PCD

  1. Terima dan validasi perasaan kamu
    Menangis bukan kelemahan. Tubuh dan pikiran sedang memproses sesuatu yang mungkin belum kamu sadari.

  2. Komunikasi dengan pasangan
    Jelaskan apa yang kamu rasakan. Pasangan yang suportif bisa membantu kamu merasa lebih aman dan tidak sendirian.

  3. Ciptakan momen setelah seks yang hangat
    Jangan buru-buru tidur atau pisah. Pelukan atau waktu tenang bersama bisa bantu menstabilkan emosi.

  4. Pertimbangkan bantuan profesional
    Apalagi kalau kamu punya trauma lama atau PCD terasa berat, terapi bisa jadi solusi jangka panjang.

Kesimpulan

Normalkah perempuan menangis sesenggukan setelah seks? Jawabannya: YA, sangat mungkin dan itu valid. Post-Coital Dysphoria bukanlah tanda hubungan yang buruk atau seks yang gagal. Ini adalah respons emosional yang bisa muncul karena banyak faktor—dan kamu berhak untuk memahaminya tanpa rasa bersalah.

Jika kamu atau pasangan mengalaminya, jangan ragu untuk membuka ruang komunikasi dan mencari dukungan yang kamu butuhkan. Seks seharusnya jadi pengalaman yang menyenangkan—baik secara fisik maupun emosional.

BACA YANG LAIN