Buka-bukaan soal Gancet Bisa Terjadi Karena Vaginismus

Gancet sering dianggap mitos, padahal nyata dan bisa dijelaskan secara medis. Fenomena ini erat kaitannya dengan vaginismus, kondisi saat otot vagina menegang tak terkendali hingga penetrasi terasa nyeri atau bahkan penis terjebak di dalam. Cari tahu penyebab, fakta medis, serta cara penanganannya di sini.
Buka-bukaan soal Gancet Bisa Terjadi Karena Vaginismus

Pernah nggak sih kamu (atau temen kamu) ngalamin momen awkward banget pas berhubungan intim? Awalnya sih biasa aja, tapi tiba-tiba… “Lho kok sakit ya? Kok nggak bisa masuk?” atau malah lebih bikin panik: “Eh... kok nggak bisa keluar juga?!”

Yep, kita ngomongin soal gancet—fenomena yang sering dianggap mitos, tapi ternyata beneran ada dan bisa dijelaskan secara medis. Dan yang bikin makin menarik (atau ngeri), kondisi ini ternyata berhubungan erat sama vaginismus. Yuk kita kulik satu-satu!

Vaginismus?

Vaginismus bukan sekadar "sakit pas berhubungan". Ini adalah kondisi medis di mana otot-otot vagina mengencang secara refleks dan nggak bisa dikontrol saat ada penetrasi. Akibatnya, penetrasi jadi sulit (atau malah nggak bisa sama sekali), terasa nyeri banget, dan kadang bisa bikin trauma.

Menurut WebMD, vaginismus bisa disebabkan oleh faktor psikologis seperti kecemasan, trauma seksual, atau pengalaman negatif sebelumnya. Tapi faktor fisik kayak infeksi juga bisa jadi penyebab.

Gejala Vaginismus:

  • Rasa sakit ekstrem saat penetrasi

  • Tidak bisa melakukan hubungan intim meskipun sudah relaks

  • Ketegangan tubuh secara tidak sadar saat berhubungan

  • Rasa cemas atau takut tiap kali mencoba bercinta

Gancet: Mitos atau Fakta Medis?

Mitosnya, gancet bisa terjadi kalau pasangan “melanggar pantangan” atau “bercinta di tempat angker” atau di tempat yang tidak seharusnya. 

Faktanya, fenomena 'gancet' terjadi ketika penis terjebak di dalam vagina saat hubungan seksual karena kontraksi otot vagina yang kuat. Meskipun jarang terjadi, kondisi ini nyata adanya dan dikenal dalam dunia medis sebagai penis captivus.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Dinda Derdameisyah, SpOG, menjelaskan bahwa gancet dapat terjadi pada perempuan dengan riwayat vaginismus yang dipaksa penetrasi. ​

“Yang berpotensi mengalami ini adalah perempuan dengan riwayat vaginismus dan dipaksa penetrasi," ungkap dr Dinda, dikutip dari detikcom, Selasa (8/4/2025). 

Vaginismus dan Gancet, Kok Bisa Berhubungan?

Menurut Healthline, penis captivus terjadi ketika otot-otot vagina berkontraksi dengan sangat kuat selama berhubungan seksual, sehingga penis terjebak di dalam vagina untuk sementara waktu. Meskipun kondisi ini jarang terjadi, banyak kasus yang tercatat dan didokumentasikan dalam literatur medis. 

Saat seseorang dengan riwayat vaginismus mengalami penetrasi—baik dalam kondisi stres atau terpaksa—kontraksi ototnya bisa menjadi sangat kuat hingga memicu terjadinya penis captivus. Riset medis mendukung hal ini, menyebut bahwa penis captivus biasanya dipicu oleh spasme otot vagina mendadak yang terjadi saat orgasme atau dalam kondisi psikis yang tidak stabil. Karena itu, penting untuk tidak memaksa hubungan seksual saat merasa nyeri atau tidak nyaman, serta berkonsultasi dengan profesional untuk mengelola vaginismus agar kejadian langka seperti gancet bisa dihindari.

Penanganan dan Pencegahan 

Mengelola vaginismus biasanya melibatkan kombinasi terapi fisik dan psikologis. Cleveland Clinic menyarankan penggunaan teknik relaksasi menggunakan dilator, latihan Kegel, dan terapi perilaku kognitif untuk membantu meredakan gejala. ​

Untuk mencegah terjadinya penis captivus, penting bagi pasangan untuk tetap tenang dan rileks selama hubungan seksual. Jika terjadi, disarankan untuk tidak panik, karena stres dapat memperburuk kontraksi otot. Menunggu hingga otot-otot rileks secara alami biasanya cukup untuk melepaskan diri. Jika kondisi berlanjut, mencari bantuan medis adalah langkah yang tepat.

Vaginismus dan gancet mungkin terdengar menakutkan atau memalukan. Tapi membicarakan ini justru langkah pertama buat punya kehidupan seksual yang sehat dan bebas trauma.

Kalau kamu atau pasangan mengalami gejala-gejala yang bikin seks terasa menyakitkan atau menakutkan, jangan tunggu sampai parah. Konsultasi ke tenaga medis, baca sumber terpercaya, dan yang pasti—jangan anggap tabu!

Seks Nggak Harus Sakit!

Seks seharusnya jadi pengalaman yang menyenangkan, bukan menyiksa. Kalau tubuh memberi sinyal “nggak siap” dalam bentuk nyeri, tegang, atau bahkan gancet, itu tandanya kamu perlu jeda, komunikasi, dan perawatan.

Gancet bukan kutukan. Vaginismus bukan aib. Dan minta bantuan bukan kelemahan. Justru itu bentuk sayang pada diri sendiri.

 

Bagikan:

Baca yang lain

“Saya Kira Vagina Saya Hancur, Ternyata Saya Hidup dengan Vaginismus”

Vaginismus adalah kondisi medis ketika otot vagina menegang secara tidak sadar saat penetrasi, menimbulkan rasa sakit bahkan ketidakmampuan berhubungan seksual. Meski sering dianggap tabu, vaginismus bisa diatasi dengan terapi fisik, psikologis, hingga penggunaan alat bantu. Artikel ini membahas pengalaman nyata, penyebab, gejala, dan cara mengatasinya.

Anya

Dilator: alat bantu penting untuk pejuang vaginismus

Dilator, buat banyak orang mungkin terasa menakutkan. Atak bahkan gak pernah kenal sama ini barang. Tapi alat ini bisa sangat membantu—bukan cuma untuk kondisi medis tertentu, tapi juga untuk siapa saja yang ingin meningkatkan kenyamanan dalam tubuhnya, mengurangi ketegangan, atau support dalam proses pemulihan.

Roro Kemul

Cara Memperkenalkan Menu Tambahan Kepada Pasangan

Penting untuk kita mengubah perspektif bahwa kepemilikan sex toys merupakan suatu hal negatif. Kita harus memantapkan pikiran bahwa, mainan seks sama hal-nya seperti mainan lain pada umumnya.

Master Asmara

Miss V Bertenaga, Seks Jadi Luar Biasa!

Miss V yang mengendur sering membuat perempuan kurang percaya diri, padahal perubahan ini normal seiring usia, melahirkan, atau menopause. Dengan gaya hidup sehat, senam kegel, hingga alat bantu modern seperti kGoal Boost, elastisitas vagina tetap bisa di

Anya