Ngomongin soal seks anal itu ibarat durian: ada yang doyan banget, menikmatinya. Ada yang liat aja udah ilfeel.Banyak juga yang penasaran tapi takut sama baunya. Padahal, di balik rasa penasaran itu, ada urusan medis yang wajib diketahui.
Seks anal memang bisa jadi pengalaman intim yang menyenangkan—asal dilakukan dengan cara yang aman dan benar. Tanpa bekal pengetahuan, bisa-bisa berakhir di ruang UGD.
Kenali resiko dan cara main yang aman.
1. Luka Kecil Bisa Jadi Masalah Besar
Anus itu beda sama vagina—dia nggak punya sistem “auto-lube”. Jadi kalau nerobos tanpa pelumas, risiko robekan kecil itu gede lah. Area ini kan jalur keluar kotoran. Jadi kalau ada luka, bakteri langsung pada seneng. Hasilnya? Abses anus—gak mungkin tuh orang bisa duduk tenang dan damai.
Pesan Bambang: Jangan pelit pelumas. Ingat, lebih licin lebih aman dan lancaaaar.
2. IMS: Souvenir - Jangan dibawa Pulang
Gesekan bisa jadi robekan. Inilah pintu terbuka buat penyakit menular seksual. Dari klamidia, gonore, herpes, sampai HIV, semuanya bisa ngaso disini.
Asal tahu aja ya, risiko tertular HIV lewat seks anal reseptif itu 13 kali lebih tinggi dibanding vaginal seks.
Jangan pernah menggampangkan resiko dibalik kenikmatan sesaat ini.
Pesan Bambang: Kondom itu bukan cuma buat mencegah kehamilan. Selalu pake yang baru kalo mau pindah dari anal ke vaginal. Masa mau kasih bakteri tiket terusan Dofun di badan?
3. Wasir: Kelaut aja
Kalau sudah punya wasir, seks anal itu ibaratnya ngorek luka yang belom sembuh.
Seks anal emang bukan pencentus terjadinya wasir.. Tapi kalau sudah ada, jangan di hajarlah.
Pesan Bambang: Sayangin badan. Banyak jalan menuju lobang-lobang kenikmatan lainnya
4. Fistula: Jangan deh Sampe Kejadian
Kadang (kasus jarang emang, tapi bisa kejadian), robekan di anus bisa melebar jadi fistula—saluran ilegal yang bikin kotoran bisa “jalan-jalan” ke tempat yang seharusnya bukan destinasi wisata. Kalo udah begini, harus operasi.
Intinya, kalau sakit banget dan tidak menikmati, ye jangan maksa.
Supaya gak penasaran, ini adalah rangkuman dari banyaknya pertanyaan di seputar seks anal.
FAQ Anal Seks ala Bambang
Q: Seks paling berisiko itu apa?
A: Seks anal. Tanpa adanya pelumas, resiko lebih untuk terjadi luka dari gesekan.
Q: Risiko utama seks anal apa aja?
A: Luka kecil, infeksi bakteri, IMS (HIV termasuk di sini), plus drama tambahan kalau kamu sudah punya wasir.
Q: Apakah seks anal bikin orang otomatis kena wasir?
A: Tidak ada pembuktian bahwa seks anal bikin orang wasir. Seks anal bisa memperburuk kondisi orang yang punya wasir.
Q: Kalau seorang laki-laki suka seks anal, apakah itu artinya orientasi seksualnya tertentu?
A: Nggak juga. Seks anal itu soal preferensi aktivitas, bukan stempel identitas. Ada pria heteroseksual yang suka stimulasi anal, ada juga yang nggak. Gini aja liatnya, anus itu organ universal—semua orang punya. Mau dinikmati atau gak, itu pilihan..
Q: Bisa nggak seks anal dilakukan dengan aman 100%?
A: Nggak ada aktivitas seksual satupun yang tanpa resiko. Yang paling penting, pake proteksi, pelumas, komunikasi, dan tahu kapan harus berhenti.
Q: Apa harus pakai pelumas khusus?
A: Pakailah pelumas berbasis air atau silikon. Hindari spermisida, karena bukannya aman, malah bikin iritasi. Dan please—jangan pernah pakai minyak goreng, butter, body lotion yang bukan buat peruntukan.
Q: Apakah perempuan bisa menikmati seks anal?
A: Laki perempuan bisa, kalau dilakukan dengan persiapan, kesepakatan, keamanan, kenyamanan dan tentu saja kesabaran.