"Yang bener aja? gw kan lurus anaknya?!"
Itu reaksi pertama saya saat tau bahwa dokter diagnosa saya kena HPV.
Nggak bohong, rasanya aneh banget pas denger diagnosa itu. Karena jujur ya, saya merasa orang yang hidupnya biasa aja.
Cenderung flat bahkan. Isinya kerja, nongkrong, kadang kencan, nonton film di sinema, udah.
Tapi ternyata, virus ini nggak peduli juga.
Buktinya saya kena?!
Awalnya saya nggak tahu apa-apa soal HPV. Bahkan sempat mikir, ini apaan sih?
Tapi begitu dokter mulai jelasin... saya baru sadar: ini bukan virus sembarangan. Dan setelah searching- searching abah Google, banyak banget orang yang masih belum ngeh betapa umum dan (bisa) bahayanya HPV ini.
Makanya, saya nulis artikel ini.
Bukan buat nakut-nakutin, tapi buat cerita dari sudut pandang orang biasa yang ternyata bisa kena juga.
Siapa tahu, setelah baca ini, kita jadi lebih waspada — atau malah bisa nolong orang lain biar nggak ngalamin hal yang sama.
So apa itu HPV?
HPV alias Human Papillomavirus itu virus yang bisa nempel di kulit dan mukosa (alias selaput lendir).Virus ini bukan cuman satu jenis aja, tapi jumlahnya ratusan. Dan dia nggak kaleng-kaleng—karena beberapa jenis HPV bisa bikin kanker serviks, kanker penis, kutil kelamin, bahkan kanker tenggorokan. Virus ini bukan cuman satu jenis aja, tapi jumlahnya ratusan.
HPV Bisa Menular Lewat mana Aja?
- Kontak kulit ke kulit (skin-to-skin)+
Yes, nggak perlu ML penetrasi untuk tertular. Kadang cukup gesek-gesekan manja aja udah bisa jadi jalan masuk virus ini. Foreplay, petting, bahkan ciuman kalau ke area berisiko, dan salah satu orang positif, ya bisa jadi celah penyebarannya. - Hubungan seksual (vaginal, anal, oral)
Ini yang udah umum lah ya. Tapi banyak yang nggak sadar: kondom tuh nggak 100% proteksi dari HPV. Karena bagian kulit yang nggak ketutup kondom, pangkal ke atas, tetap bisa kena. Si virus ini pintar cari celah. - Benda yang terkontaminasi
Jangan pernah menggunakan seks toys secara bergantian. Walaupun angkanya kecil untuk penularan, tetap ya harus tetap hati-hati ya. Kalaupun terpaksa harus gantian, gunakan kondom untuk perlindungan maksimal. Selalu bersihkan sebelum dan sesudah penggunaan.
Terus, kalo udah gini, mesti gimana?
Pas pulang dari klinik, saya sempat krisis pikiran. Baca online informasi HPV malah mikir yang bukan-bukan.
Sampai curhat ke boss saya, dibilang fokus sama solusi, bukan masalahnya.
Jadi begini, langkah yang bisa kita ambil kalo di diagnosa HPV.
1. Vaksin HPV
Vaksin HPV bisa melindungi dari jenis HPV yang paling berbahaya (termasuk penyebab kanker serviks & kutil kelamin). Idealnya sih dikasih sebelum akil balik ya. Tapi… buat yang udah lewat umur remaja (yes, saya), masih bisa vaksin sampai usia 45 tahun. Kemungkinan kita sudah terpapar di umur ini, tapi amit-amit sampai kena yang membahayakan.
Jadi jangan mikir, “Ah udah pernah kena, ngapain vaksin?”.
2. Pemeriksaan Rutin
Buat perempuan, Pap smear bisa bantu deteksi dini kanker serviks. Buat laki-laki? Walau belum ada tes khusus HPV, cek ke dokter kalau ada gejala mencurigakan itu wajib, apalagi kalo ternyata ada tanda-tanda rutin di sekitaran genital.Seperti kutil dan menyebar.
3. Pakai pengaman
Walau bukan jaminan 100%, tapi kondom bisa bantu cegah penularan penyakit lain juga. Plus, tetap bagian dari seks yang sehat dan bertanggung jawab.
Sekarang juga tersedia celana dalam khusus untuk aktifitas oral, namanya Lorals. Bisa dibeli kok di Indonesia. Ini juga salah satu pengaman yang wajib punya buat perempuan.
HPV itu bukan aib. Bukan kutukan. Tapi realita. Dan virus ini bisa menular ke siapa saja, gak pandang bulu.Kalau kamu aktif secara seksual, pernah ciuman, atau sekadar bersentuhan kulit gesekan—kamu bisa aja kena. Sulit juga untuk mencari biangnya.
Jadi please, lindungi diri sendiri. Vaksin, periksa rutin, dan jangan nunggu sampai “kena batunya” baru sadar oh gini ya.